Kamis, 04 November 2010

REVIEW JURNAL 2 Tugas Metode Riset

Tema : Perilaku Konsumen
Judul : Pengaruh faktor-faktor Perilaku Konsumen terhadap keputusan membeli obat Farmasi antara Apotek di Kabupaten Sukoharjo dengan Apotek di kota Surakarta
Pengarang : Muslichah, M. Wahyuddin, dan Syamsuddin
Tahun : 2005

Latar belakang

Surakarta sebagai kota tujuan pemasaran obat menunjukkan persaingan yang semakin kompetitif. Hal itu terlihat dengan semakin banyaknya apotek di wilayah Kota Surakarta. Apotek tersebut biasanya menyediakan produk dari berbagai perusahaan. Para pemilik apotek berharap agar konsumen memilih untuk membeli obat yang disukai. Fakta seperti ini menunjukkan bahwa kompetisi yang terjadi sangat ketat sehingga setiap perusahaan perlu usaha-usaha khusus agar tetap mampu bersaing. Merespons kondisi pasar yang semakin kompetitif dan dampak-dampaknya, perusahaan atau badan usaha harus selalu mengubah strategi dalam pemasaran. Sehubungan dengan itu, maka perlu dianalisis faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan membeli obat. Penelitian yang dilakukan ini hanya difokuskan pada sejauh mana faktor lingkungan, faktor individu, dan factor komunikasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan membeli obat. Definisi faktor lingkungan adalah hal (: keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu (Alwi, 2002:239). Lingkungan diartikan sebagai semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan. Lingkungan dapat berupa tiga hal.
Pertama, lingkungan alam, keadaan (: kondisi, kekuatan) sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku organissasi.
Kedua, lingkungan kebudayaan, keadaan sistem nilai budaya, adat istiadat dan cara hidup masyarakat yang mengelilingi kehidupan seseorang.
Ketiga, lingkungan sosial, kekuatan masyarakat serta berbagai sistem norma di sekitar individu atau kelompok manusia yang mempengaruhi tingkah laku mereka dan interaksi antara mereka (Alwi, 2002: 526).
Individu berasal dari kata latin, individuum yang berarti ‘yang tidak terbagi’. Kata individu merupakan sebutan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Konsep yang umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi (promotional mix). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya, sebaliknya masalah kebudayaan, demografis, sosial, individu (karakteristik pribadi), dan psikologis secara kuat mempengaruhi proses keputusan tersebut (http://manbisnis.tripod.com 2005). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variabel lingkungan, individu, dan bauran pemasaran pada pelanggan jamu PT Deltomed Wonogiri menghasilkan pengaruh ketiga variabel tersebut sebesar 23,8%. Dalam hal ini variabel yang paling dominan mempengaruhi adalah faktor individu (Dalima, 2004:41).
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor komunikasi pemasaran terhadap keputusan membeli obat farmasi.


Metode Penelitian

1. Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen obat-obatan farmasi di apotek Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo. Pengertian sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto, 1998:108). Berdasarkan pendapat di atas, maka jumlah sampel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebanyak 147 konsumen obat-obatan farmasi. Penentuan sampel sebesar 147 sudah sangat mencukupi dari ketentuan-ketentuan di atas.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. Indikator yang digunakan adalah apakah konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak membeli.
b. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan (X1). Kemudian, factor individu (X2). Faktor individu dapat diberi pengertian sebagai hal (: keadaan) yang melekat pada pribadi orang secara fisiologi. Ketiga, faktor komunikasi (X3).
3. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini responden diminta menyatakan pendapatnya atau persepsinya atas pertanyaan yang diberikan melalui empat pilihan yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun pengukurannya menggunakan pengukuran ordinal untuk menghindari jawaban netral atau ragu-ragu maka hanya ada empat alternatif jawaban yang akan digunakan dan diberi skor 1- 4. Untuk perhitungannya adalah sebagai berikut:
(4); kecenderungan membeli obat sangat tinggi
(3); kecenderungan membeli obat tinggi
(2); kecenderungan membeli obat sedang
(1); dan kecenderungan membeli obat rendah
(0); tidak membeli
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei dan wawancara. Metode survei adalah pengambilan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk pengumpulan data. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada responden melalui percakapan.


5. Teknik Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Analisis ini tidak menggunakan pengujian secara sistematis dan statistik. Dimaksudkan hanya untuk menggambarkan angka-angka responden dari objek penelitian yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif.
b. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
c. Reliabilitas

Azwar (2002:150) merumuskan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Hasil Penelitian

1. Uji Validitas Instrumen
Hasil uji validitas yang merupakan rangkuman dari lampiran uji validitas untuk variabel lingkungan (X1), variabel individu (X2), dan variabel komunikasi pemasaran (X3) dengan program SPSS versi 10.0 didapatkan hasil bahwa dari 5 butir semuannya valid dengan demikian butir-butir dalam angket ketiga variabel tersebut layak dipergunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Uji Reliabilitas
Hasil perhitungan variabel lingkungan (X1) menunjukkan koefisien Alpha Cronbach = 0.7086, untuk variabel individu (X2) menunjukkan koefisien Alpha Cronbach = 0.6313 dan untuk variabel komunikasi pemasaran (X3) koefisien Alpha Cronbach = 0.6593. Dengan demikian, diketahui bahwa pada masing-masing variabel koefisien Alpha Cronbach > 0,5 yang mana menjelaskan bahwa semua variabel menunjukkan kuatnya reliabilitas. Oleh karena itu, maka seluruh uji instrumen yang terdiri dari validitas dan reliabilitas terhadap data yang dikumpulkan memenuhi persyaratan untuk dipakai dalam pengambilan keputusan penelitian.

3. Uji Hipotesis
4.Uji Regresi Logistik (Logistic Regression)
Dalam uji logistik di sini terdiri dari dua kali pengujian dikarenakan pengujian dilakukan di dua tempat yaitu di apotek wilayah Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah responden 77 orang dan di apotek wilayah Kota Surakarta dengan jumlah responden 70 orang. Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh variable bebas terhadap variabel terikat yang terjadi pada dua apotek yang ada wilayah Kabupaten dan Kota Surakarta.


Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa faktor lingkungan yang ada di wilayah Kabupaten dan wilayah Kota sama-sama cukup mempengaruhi responden. Hal demikian terbukti bahwa rata-rata distibusi untuk kabupaten 2,906 dan untuk Kota 2,885. Keduanya berada pada kategori cukup berpengaruh, artinya dalam lingkungan tersebut setiap ada sesuatu hal informasi mudah menyebar dengan cukup cepat. Untuk faktor individu yang ada di wilayah kabupaten dan wilayah kota di antara keduanya memiliki kepribadian yang agak berbeda. Responden dari wilayah kabupaten rata-rata mereka berkepribadian individu yang dikategorikan cukup baik karena rata-rata distribusi individu 2,818 sedangkan untuk responden dari wilayah kota rata-rata memiliki kepribadian individu dengan kategori baik yaitu dengan rata-rata distribusi individu 2,808.
Faktor komunikasi pemasaran yang ada di wilayah kabupaten dan wilayah kota di antara keduannya memiliki tingkat komunikasi pemasaran yang sama. Artinya, dengan tingkat komunikasi pemasaran yang cukup baik dengan nilai rata-rata untuk kabupaten 2,898 dan untuk kota 2,897 keduanya berada pada kategori komunikasi pemasaran yang cukup baik. Untuk keputusan masyarakat dalam pembelian obat di apotek sangat tinggi untuk di kabupaten 84,4% memutuskan untuk membeli obat di apotek. Sementara itu, di kota 81,4% memutuskan untuk membeli obat di apotek yang keduanya mempunyai tingkat persentase lebih dari 80%. Hal ini disebabkan mereka meyakini bahwa obat-obat yang ada di apotek merupakan obat yang sudah dijamin kualitasnya.
Berdasarkan hasil analisis data diketahui ternyata di antara Kabupaten dan Kota tingkat pengaruh dari variabel lingkungan, individu, dan komunikasi pemasaran lebih tinggi. Wilayah kabupaten tingkat signifikansi (K) yang dipakai adalah 5% (0,05). Jadi, variabel dikatakan berpengaruh apabila nilai probabilitas < 0,05. Pada variable lingkungan (X1) signifikan pada probabilitas 0,041. Variabel individu (X2) signifikan pada probabilitas 0,043 dan untuk variabel komunikasi pemasaran (X3) signifikan pada probabilitas 0,036, sedangkan di wilayah kota tingkat signifikansi (K) yang dipakai adalah 10% (0,10). Jadi, variabel dikatakan berpengaruh apabila nilai probabilitas < 0,10. Pada variabel lingkungan (X1) signifikan pada probabilitas 0,067. Variabel individu (X2) signifikan pada probabilitas 0,037 dan untuk variabel komunikasi pemasaran (X3) signifikan pada probabilitas 0,077. Hal ini menunjukkan bahwa secara individu (parsial) variabel lingkungan (X1), variabel individu (X2), variabel komunikasi pemasaran (X3)
mempengaruhi keputusan pembelian obat di apotek wilayah Kota Surakarta. Dengan melihat perbedaan tingkat signifikansi yang digunakan di wilayah
kabupaten (5%) dan di wilayah kota (10%) maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan, individu, dan komunikasi pemasaran di wilayah kabupaten lebih berpengaruh terhadap keputusan pembelian dibandingkan di wilayah kota.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Untuk wilayah kabupaten nilai Negelkerke R2 = 0,768. Artinya, bahwa variable lingkungan (X1), variabel individu (X2), dan variabel komunikasi pemasaran (X3) mempengaruhi keputusan pembelian (Y) sebesar 76,8%. Sisanya 23,2% dipengaruhi oleh variabel lain di luar dari ketiga variabel tersebut. Nilai Negelkerke wilayah kota Surakarta R2 = 0,885. Artinya, bahwa variabel lingkungan (X1), variabel individu (X2), dan variabel kumunikasi pemasaran (X3) mempengaruhi keputusan pembelian (Y) sebesar 88,5%. Sisanya, 12,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar dari ketiga variabel tersebut.

2. Nilai Hosmer and l.emenshow Test (X2) untuk wilayah kabupaten = 0,747 > 0,05.
Artinya bahwa model yang dipakai dalam penelitian ini cocok atau sesuai dengan data observasi. Sedangkan untuk wilayah kota nilai Hosmer and Lemenshow Test (X2) = 0,153 > 0,05. Artinya, bahwa model yang dipakai dalam penelitian ini juga cocok atau sesuai dengan data observasi.

3. Tingkat signifikansi 5% untuk wilayah kabupaten dan 10% untuk wilayah kota maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk faktor lingkungan, individu, dan komunikasi pemasaran mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini terbukti bahwa untuk wilayah kabupaten dengan tingkat signifikansi 5% variable lingkungan (X1) signifikan pada probabilitas 0,041. Untuk variabel individu (X2) signifikan pada probabilitas 0,043 dan untuk variabel komunikasi pemasaran (X3) signifikan pada probabilitas 0,036 sedangkan untuk wilayah kota dengan tingkat signifikansi 10% variabel lingkungan (X1) signifikan pada probabilitas 0,067, untuk variabel individu (X2) signifikan pada probabilitas 0,037 dan untuk variable komunikasi pemasaran (X3) signifikan pada probabilitas 0,077.

Saran
Saran dan rekomendasi penelitian ini adalah: pertama; perlunya diselenggarakan penyuluhan bagi masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat yang dijual di apotek karena selain rata-rata harganya lebih murah kualitasnya juga terjamin; kedua; suatu apotek yang baik selain menyediakan obat-obat yang berkualitas baik perlu juga dilengkapi dengan ruangan periksa agar konsumen bisa memeriksakan dirinya dan menggunakan obat yang ada di apotek dengan penuh keyakinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar