Kamis, 10 Maret 2011

TULISAN 2 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA

GAYUS TAMBUNAN SI MILYARDER PELUPA

“Duit 74 Milyar? saya punya duit 74 milyar?” begitu kira-kira rekaan kalimat Gayus Tambunan milyarder ngetop asal Dirjen Pajak itu yang mendadak jadi pelupa kalo ditanya soal uang milyaran di deposit box yang dimilikinya.

Dir III Tipikor Mabes Polri Brigjen Pol Jovianes Mahar menjelaskan, kalimat lupa terus dikeluarkan Gayus saat ditanya mengenai uang dan sejumlah barang senilai Rp74 miliar yang disimpan di safe deposit di salah satu bank di Jakarta.
“Sudah ditanyakan, dia selalu jawab lupa atau tidak tau,” kata Jovianes Mahar saat menggelar jumpa pers di Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat (18/6/2010).

Sebelumnya, polisi telah menyita 10 kotak penyimpanan yang dimiliki Gayus Tambunan di Bank Mandiri. Dalam isi kotak penyimpanan tersebut, polisi menyita uang dalam bentuk dolar Amerika, emas batangan, dan sejumlah mata uang asing lainnya.
Selain uang dan emas batangan, di dalam kotak penyimpanan tersebut juga ditemukan sejumlah dokumen serta saham. Hingga kini, polisi masih mencari tahu asal muasal dari uang tersebut. [Okezone]

Berdasarkan dari penggunaan EYD maupun analisa diksi media online diatas menggunakan kalimat yang salah. Terdapat pada kalimat :

“Begitu kira-kira rekaan kalimat Gayus Tambunan milyarder ngetop asal Dirjen Pajak itu yang mendadak jadi pelupa kalo ditanya soal uang milyaran di deposit box yang dimilikinya” seharusnya menjadi “Begitulah kalimat rekaan yang diucapkan Gayus Tambunan, yang terkenal karena menjadi tersangka kasus mafia pajak dan dahulu bekerja di Dirjen Pajak, berpura-pura menjadi pelupa jika ditanya soal harta bernilai milyaran di deposit box miliknya” dan kalimat : “Hingga kini, polisi masih mencari tahu asal muasal dari uang tersebut” seharusnya menjadi “Sampai saat ini, polisi masih menyelidiki dari mana uang tersebut berasal”

TULISAN 1 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA

Duit Gayus Tambunan di Temukan. Berita terkini, penyidik Mabes Polri kembali menemukan safety box milik tersangka kasus suap pajak Gayus Tambunan. Safety box kesepuluh yang ditemukan di Bank Mandiri ini tidak berisi uang.

“Ada tiga dokumen di dalamnya yang sedang dibawa ke Mabes Polri,” kata Direktur Tipikor Bareskrim Mabes Polri Brigjen Pol Yopianes, Jumat 18 Juni 2010.
Menurut Yopianes, penemuan safety box ini merupakan pengembangan dari penemuan sembilan safety box sebelumnya. Saat polisi menemukan uang tunai dan emas batangan seberat 3,1 kg di salah satu safety box milik Gayus yang juga disewa dari Bank Mandiri, polisi menemukan sebuah kunci.

Kunci itu ternyata kunci pembuka safety box lain milik Gayus. “Penyidik kemudian melakukan penggeledahan. Kami baru mendapatkan SMS dari para penyidik yang baru selesai melakukan penggeledahan safety box kesepuluh ini,” kata dia.
Yopianes mengatakan, sore ini, pihaknya akan mempelajari apakah tiga dokumen yang ditemukan itu bisa dikembangkan lagi atau tidak. Yopi sendiri tidak membeberkan isi dokumen tersebut.

Sebelumnya dari safety box Gayus polisi mengamankan harga sebesar Rp 74 miliar. Selain emas batangan, di dalam safety box tersebut juga ditemukan uang tunai senilai Rp 60 miliar dalam bentuk dolar AS dan dolar Singapura. Diduga uang Gayus ini merupakan setoran dari sejumlah perusahaan yang dahulu menggunakan tenaganya. [okezone.com]

Berdasarkan dari penggunaan EYD maupun analisa diksi media online diatas menggunakan kalimat yang salah.Terletak pada kalimat :
“Duit Gayus Tambunan ditemukan” seharusnya yang benar “kekayaan Gayus Tambunan ditemukan” dan pada kalimat: “diduga uang Gayus ini merupakan setoran dari sejumlah perusahaan yang dahulu menggunakan tenaganya” seharusnya yang benar “Diduga kekayaan Gayus ini merupakan setoran dari sejumlah perusahaan yang dahulu menggunakan jasanya”

TUGAS 2 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA

PENALARAN DEDUKSI DAN INDUKSI

Penalaran Deduksi

Penalaran deduksi didasarkan pada penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal yang umum. Dalam karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum yang dituangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat penjelas.

1. Silogisme Kategorial
Silogisme Katagorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
My : Semua tumbuhan membutuhkan air.
Mn : Akasia adalah tumbuhan .
K : Akasia membutuhkan air

2. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah
Mn : Kucing berada di luar rumah
K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah

3. Silogisme Hipotesa
Silogisme hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Mn : Uang tidak ada
K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

4. Entimen

Entimen adalah silogisme yang di pendekkan.
Contoh :
Semua makhluk hidup pasti akan mati. Hitler adalah makhluk hidup. Hitler pasti akan mati.

5. Rantai Deduksi
Seringkali penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang-orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk-bentuk yang informal.
Yang penting dalam mata rantai deduksi ini, penulis harus mengetahui norma dasar, sehingga bila argumennya mendapat tantangan atau bila ia sendiri ragu-ragu terhadap argumen orang lain, ia dapat menguji argumen ini untuk menemukan kesalahannya dan kemudian dapat memperbaikinya, baik kesalahan itu terjadi karena induksi yang salah, entah karena premis atau konklusi-konklusi deduksi yang salah.
Contoh:
Semua lampu adalah bercahaya
Senter adalah lampu
Jadi, senter bercahaya
Lilin juga bercahaya
Obor juga bercahaya


Penalaran Induksi

Induksi atau penalaran induktif adalah penalaran dari kasus-kasus partikular menuju pada kesimpulan umum.

1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum
Contoh :
• Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
• Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan "semua bintang sinetron berparas cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

2. Hipotesa dan Teori

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Pernyataan hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.
Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis

3. Analogi
Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama. Cara ini didsarkan asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka akan ada persamaan pula dalam bidang lain.
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh :
• Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
• Arief seorang alumni SMUN 1 Tegal dapat diterima kerja di perusahaan Pak Subur. Oleh sebab itu, Nani yang juga lulusan SMUN 1 Tegal pasti dapat pula diterima kerja di perusahaan pak Subur.

4. Hubungan Kausalitas
Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
Contoh :
• Hubungan kepandaian dengan kekayaan (Diasumsikan kepandaian membuat orang bisa kaya, dan sebaliknya karena kaya orang mempunyai biaya untuk belajar sehingga pandai).
• Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu sedang sakit.

5. Induksi Dalam Metode Eksposisi

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Langkah menyusun eksposisi:
• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
• Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

TUGAS 1 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA

KARANGAN ILMIAH, KARANGAN SEMI ILMIAH, dan KARANGAN NON ILMIAH

Jenis Karangan
• Karangan ilmiah: laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi
• Karangan semiilmiah/ilmiah populer: artikel, editorial, opini, fitur (feature),tips, reportase
• Karangan nonilmiah/fiksi: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, naskah drama

Definisi
Karangan ilmiah = tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikaikan melalui bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis
Karangan semiilmiah/populer = tulisan yang berisi infomasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, tetapi sepenuhnya mengikuti metode ilmiah sintesis-analitis dan sering dibumbui dng opini penulis yang kadang-kadang subjektif.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.

Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu. Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan “menyanyi” saja, tetapi juga harus gemar dan pintar menulis.

Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan ( Azwardi, 2008 : 111).

Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2) karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan non ilmiah. Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feuture, reportase; yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.

Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi ilmiah berada diantara keduanya.

Pada dasarnya metode ilmiah menggunakan dua pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan rasional Pendekatan rasional berupaya merumuskan kebenaran berdasarkan kajian data yang diperoleh dari berbagai rujukan (literatur).
2. Pendekatan empiris. Pendekatan empiris berupaya merumuskan kebenaran berdasarkan fakta yang diperoleh dari lapangan atau hasil percobaan (laboratorium).

Adapun karangan ilmiah itu, memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. memeberi penjelasan,
2. memberi komentar atau penilaian,
3. memberi saran,
4. menyampaikan sanggahan,
5. membuktikan hipotesa.

Sabtu, 05 Maret 2011

TUGAS SISTEM KOMUNIKASI PEMASARAN 2011

SISTEM KOMUNIKASI PEMASARAN

Perusahaan berkomunikasi dengan perantara, konsumen, dan berbagai kelompok masyarakat. Kemudian perantara berkomunikasi kepada konsumennya dan masyarakat. Konsumen melakukan komunikasi lisan dengan konsumen lain dan dengan kelompok masyarakat lain. Sementara itu, setiap kelompok memberikan umpan balik kepada setiap kelompok lain.

Program komunikasi pemasaran total sebuah perusahaan-disebut bauran promosi (promotion mix) mereka-terdiri dari ramuan khusus iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya.

Definisi dari keempat alat promosi utama tersebut adalah sebagai berikut:

• Periklanan: segala bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
• Penjualan pribadi (personal selling): penyajian pribadi oleh tenaga penjual perusahaan dengan tujuan menjual dan membina hubungan dengan pelanggan.
• Promosi penjualan (sales promotion): insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa.
• Hubungan masyarakat (public relation): membina hubungan baik dengan berbagai kelompok masyarakat yang berhubungan dengan perusahaan melalui publisitas yang mendukung, membina “citra perusahaan” yang baik dan menangani atau menangkal desas-desus, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.


Setiap kategori terdiri dari alat-alat yang spesifik. Misalnya, periklanan mencakup cetakan, penyiaran, baliho, dan lainnya. Penjualan pribadi mencakup presentasi penjualan, pameran dagang, dan program insentif. Promosi penjualan mencakup pameran di tempat membeli, hadiah, diskon, kupon, iklan khusus dan demonstrasi. Sementara itu, komunikasi bukan hanya meliputi alat-alat promosi spesifik ini. Rancangan produk, harganya, bentuk dan warna kemasan, serta toko yang menjualnya-semua mengomunikasikan sesuatu kepada pada pembeli. Jadi, walaupun bauran promosi merupakan aktifitas komunikasi primer bagi perusahaan, seluruh bauran pemasaran-promosi, produk, harga dan distribusi-harus dikoordinasikan agar memberikan dampak komunikasi sebesar-besarnya.


(Philip Kotler & Gary Armstrong. Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 2. 1997)